PWNU Riau Gelar Rakor dengan Lembaga dan Banom, KH Mahally: Menyimak Kendala dan Peluang yang Ada

    PWNU Riau Gelar Rakor dengan Lembaga dan Banom, KH Mahally: Menyimak Kendala dan Peluang yang Ada

    PEKANBARU - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Riau mengelar Rapat Koordinasi (Rakor) dengan Badan Otonom (Banom) dan Lembaga-Lembaga NU di tingkat provinsi pada Selasa 24 Desember 2024 malam di Jalan Arengka, Pekanbaru. Kegiatan ini merupakan langkah konsolidasi dan koordinasi masif yang dilakukan PWNU Riau sejak PBNU di Jakarta mengeluarkan SK PWNU Riau di minggu kedua Desember 2024 lalu.

    Rakor dibuka oleh Sekretaris PWNU Riau Zulfa Hendri, S. Pd, M. Pd, dilanjutkan arahan Syuriah Dr. KH. Kholid Junaidi, M. Pd yang juga Pengasuh Ponpes Hidayatul Mubtadidin, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar dan ditutup doa oleh Kyai Muhammad Syaifuddin Zuhri Al-Kadiri.

    Ketua PWNU Riau KH. Abdul Halim Mahally, LL. B (Hons), MPIR yang akrab disapa dengan Gus Halim atau Gus Mahally mengungkapkan rakor ini untuk mengkonsolidasikan dan menata ulang komunikasi dan sinergitas PWNU Riau dengan Banom-Banom dan Lembaga-Lembaga yang berada dibawah koordinasi PWNU Riau.

    “Rapat Koordinasi ini bisa jadi yang pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir. Kita ingin menyimak kendala-kendala dan peluang-peluang yang ada pada mereka. Sebagai “Bapak” bagi Banom dan Lembaga, PWNU Riau ingin semua pihak terkait menjalin komunikasi aktif dan saling mendukung untuk kepentingan umat. Juga, untuk kita bersama-sama menyamakan persepsi dan arah perjuangan Nahdlatul Ulama di wilayah Riau yang selaras dengan kebijakan PBNU di Jakarta, ” paparnya.

    Dalam pantauan awak media, para Ketua Banom dan Lembaga mulai berdatangan sejak pukul 19:30 WIB. Nahdlatul Ulama adalah organisasi besar yang memiliki sejumlah banom sebagai berkut:

    1. Muslimat NU

    2. Gerakan Pemuda (GP) Ansor 

    3. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)

    4. Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)

    5. Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU)

    6. Jam’iyyah Ahli Thariqah Al-Mu’tabarah An Nahdliyyah (JATMAN)

    7. Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU)

    8. Jam’iyyatul Qurra Wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU)

    9. Pencak Silat Nahdlatul Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa

    10. Serikat Buruh Muslim Indonesia (Sarbumusi)

    11. Ikatan Seni Hadrah Indonesia (ISHARI) Nahdlatul Ulama

    12. Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (SNNU).

    13. Fatayat NU

    14. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

    Pemilihan Ketua Banom memiliki mekanisme tersendiri yang PWNU tidak memiliki kewenangan untuk intervensi karena Badan Otonom memiliki struktur organisasi yang menginduk langsung kepada Pimpinan/Ketua Umum di tingkat pusat. Relasi PWNU dan Banom bersifat koordinatif mengingat Banom-Banom menggunakan simbol dan nama yang ada kaitannya dengan nama dan logo Nahdlatul Ulama.

    Sementara Lembaga-Lembaga yang langsung di bawah PBNU di Jakarta sampai ke PWNU di tingkat provinsi maupun PCNU di tingkat kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

    1. Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU)

    2. Lembaga Pendidikan Ma’arif NU (LP MA’ARIF NU)

    3. Lembaga Kajian dan Pengembangan SDM (LAKPESDAM)

    4. Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LF-NU)

    5. Lembaga Bahtsul Masaail Nahdlatul Ulama (LBM-NU)

    6. Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LD-NU)

    7. Lembaga Ma’ahid Al-Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU)

    8. Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU)

    9. Lembaga Ta’lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN-NU)

    10. Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU)

    11. Lembaga Pengembangan Pertanian NU (LPP-NU)

    12. Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah NU (LAZISNU)

    13. Lembaga Wakaf dan Pertanahan NU (LWP-NU)

    14. Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU (LKKNU)

    15. Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (LESBUMI)

    16. Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum NU (LPBHNU)

    17. Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LK-NU)

    18. Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim NU (LPBINU).

    Para Ketua Lembaga ditunjuk dan di-SK kan oleh PBNU di tingkat pusat, PWNU di tingkat provinsi dan PCNU di tingkat Kab/Kota dengan uraian tupoksi di masing-masing lembaga.

    Ketua PWNU Riau Gus Mahally menyampaikan bahwa dirinya akan menata ulang dan mengkonsolidasikan sekaligus mengkoordinasikan banyak hal dengan Banom maupun Lembaga yang ada kaitannya dengan PWNU Provinsi Riau. Jajarannya juga akan bersilaturrahim dengan stakeholders yang ada di wilayah Provinsi Riau. Langkah awal setelah Rapat Konsolidasi PWNU Riau dengan internal pengurus dan PCNU Kab/Kota se-Riau tanggal 15 Desember 2024 lalu adalah audiensi dengan LAM (Lembaga Adat Melayu) Provinsi Riau dan Forkopimda serta bersilaturrahim ke ormas Muhammadiyah dan Pondok Pesantren.

    “Kunci kesuksesan adalah kita selalu menjalin komunikasi dan koordinasi. Sehingga, banyak hal strategis bisa dibuat dan diwujudkan serta kendala-kendala bisa diselesaikan bersama, ” ungkap Ketua PWNU Riau yang alumnus Ponpes Al-Falah, Pedekik, Kab. Bengkalis ini.

    Ia menambahkan bahwa struktur PWNU Riau khususnya di Syuriah yang masyhur dikenal di organisasi atau perkumpulan lain sebagai Dewan Syuro telah diisi oleh para Ulama dan Kyai yang bisa membaca kitab kuning, bahkan beberapa handal dalam berbahasa Arab secara lisan maupun tulisan. Sementara di A’wan atau bisa juga disebut Dewan Pakar diisi oleh para profesor dan doktor dengan keahlian masing-masing di bidangnya.

    “Salah satu Syuriah PWNU Riau adalah alumni Yordania. Salah satu bendahara yaitu Pak Rizqa Madina juga lulusan Birmingham University, Inggris. PWNU Riau akan menunjuk para ketua lembaga yang benar-benar kompeten di bidangnya. Sebagai contoh, Ketua Lembaga Bahtsul Masail NU (LBMNU) ditunjuk yang mampu berbahasa Arab, handal membaca kitab kuning dan diutamakan berpendidikan minimal S1, ” tutur Ketua PWNU Riau yang juga lulusan S1 dan S2 dari International Islamic University (IIU) Islamabad, perguruan tinggi yang didirikan oleh negara-negara Muslim di dunia yang tergabung dalam OKI (Organisasi Konferensi Islam).

    PWNU Riau memang sedang mengukir sejarah baru dalam organisasi atau perkumpulan NU di Bumi Melayu Riau. Sesuai amanat PBNU di Jakarta agar PWNU Riau melaksanakan amanah kepemimpinan berdasarkan pada AD/ART NU, Peraturan Perkumpulan NU, Peraturan PBNU dan petunjuk PBNU, maka Gus Mahally akan selalu membuat pelaporan secara berkala terkait progres dan capaian PWNU Riau.

    “PWNU Riau melakukan konsolidasi masif dengan menggelar Rapat Koodinasi yang diikuti jajaran Mustasyar, Syuriah, ‘Awan dan Tanfidziyyah, PCNU Kab/Kota se-Riau dibawah arahan langsung PBNU yang disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBNU KH Sulaiman Tanjung beberapa hari setelah SK diterima. Lalu, bersilaturrahim ke Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Riau selaku organisasinya para tokoh Melayu Riau yang juga menjadi “Rumah Besar” bagi semua ormas atau organisasi lainnya di Bumi Lancang Kuning pada 23 Desember 2024, ” papar Gus Mahally.

    Ketua PWNU Riau juga mengatakan akan segera menerima masukan-masukan dari berbagai kalangan untuk menseleksi dan menunjuk para ketua lembaga dibawah PWNU Riau seperti Ketua Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) yang menjadi langkah awal untuk merintis berdirinya Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Riau.

    Selain itu, Gus Mahally juga telah mengungkapkan dalam silaturrahim ke LAM Riau untuk saling berkomunikasi dalam membantu masyarakat di Riau yang memerlukan advokasi PWNU Riau dalam hal penyelesaian konflik lahan. Hal ini sesuai dengan yang diungkap Ketua Dewan Harian LAM Riau Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil bahwa sengketa lahan termasuk isu krusial di tengah masyarakat Riau. Sehingga, LAM dan PWNU Riau akan bersinergi dalam membantu pemerintah maupun masyarakat serta pihak-pihak lainnya.

    Ditanya awak media kapan pelantikan PWNU Riau, Gus Mahally mengatakan ia dan jajarannya sedang melakukan banyak penataan internal terlebih dahulu dan akan segera menyampaikannya secara terbuka. “Kami sedang menata banyak hal secara internal. Kepemimpinan kami baru berjalan 15 hari. Setelah terlaksana Rakor PWNU Riau dengan Banom dan Lembaga, lalu pengisian 18 jabatan ketua lembaga dibawah PWNU Riau berikut SK mereka serta setelah selesai kegiatan Capaity Building atau Penguatan Kapasitas Pengurus NU Riau dan Lembaga awal Januari 2025, insyaallah PWNU Riau segera ke Jakarta untuk berkonsultasi kepada Para Masyayaikh dan Kyai Pimpinan Syuriah dan Tanfidziyah PBNU, ” ungkapnya.

    Menurut Gus Mahally, jajaran PWNU Riau akan bersilaturrahim ke Rois Aam PBNU Syaikhona KH. Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf beserta jajaran untuk melaporkan berbagai progres di Riau. Kedua, berkonsultasi terkait waktu Pelantikan dan Rakerwil PWNU Riau bersama 12 PCNU se-Provinsi Riau.

    Sebagai penutup silaturrahim, Ketua PWNU Riau menyuguhkan kuliner Nasi Biryani India yang dimasaknya sendiri karena Gus Mahally juga ahli memasak kuliner Timur Tengah dan masakan Seafood Asia. (rel)

    pekanbaru riau pwnu riau
    Fernando Yudistira

    Fernando Yudistira

    Artikel Sebelumnya

    MUI Pekanbaru Siapkan Buku Biografi 42 Ulama...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Gertakan Hasto Buktikan Dia Terlibat Korupsi, Tahu Kok Diam?
    Hendri Kampai: Indonesia Surplus Janji, Minus Realisasi
    Hendri Kampai: Indonesia, Negara Tanpa Ibu Kota
    Shalat Jumat Berjamaah Warga Binaan Lapas Tembilahan

    Ikuti Kami